Page 13 - velodrome
P. 13
70% pada suhu tertentu. Menghadapi masalah ini, diperlukan adanya tim
tersendiri (division of work) untuk menjaga dan mengkontrol kelembaban
maupun suhu agar tetap stabil. Sebagai pilihan lainnya adalah penggunanan
sistem yang memanfaatkan artificial intelligence (AI) yang secara otomatis
mengatur kelembaban dan suhu sesuai dengan standar yang dibutuhkan oleh
kayu Siberia tersebut. Terlihat, adanya opsi kedua yang memiliki biaya yang
tinggi dari sisi pengadaan, namun berbiaya murah, dari sisi operasional.
Gambar 6. Tribune VIP Velodrome
Pengelolaan velodrome dengan standar internasional tentunya dilakukan
dengan biaya operasional yang besar. Perkiraan pengeluaran yang digunakan
sebagai biaya operasional, saat tidak terdapat acara apapun dalam velodrome,
berkisar antara 200 juta rupiah-500 juta rupiah. Pada sisi lain, ketika terdapat
acara, maka biaya operasional ditaksir antara 500 juta rupiah hingga 700 juta
rupiah. Tingginya biaya operasional ini menjadi tantangan ke depan, untuk
menjaga keberlangsungan velodrome dari ancaman kebangkrutan. Oleh karena
itu, dibutuhkan pengelolaan secara governance dalam pengelolaan di sektor
keuangan untuk mendukung pembiayaan dalam mengelola fasilitas yang ada.
Pengelolaan uang yang dimaksud adalah bagaimana mekanisme cash flow tetap
stabil. Oleh sebab itu, hal yang diperlukan di sini adalah pengelola harus
mencari sumber pedanaan dari non-operasional misalnya “Naming Right” atau
bisa juga melakukan sponsorhip dan corporate social responbility (CSR).
STUDI KASUS JAKARTA INTENATIONAL VELADROME 11