Page 21 - velodrome
P. 21
yang berkualitas yang nantinya akan menjadi perwakilan dalam ajang
kompetisi. Penyediaan tampa pembinaan berarti awal kegagalan. Oleh karena
itu, dalam hal ini DISPORA perlu melakukan kerjasama dengan pelatih-pelatih
profesional dengan standar internasional.
PENUTUP
Velodrome merupakan proyek fasilitas olahraga (dalam hal ini balap
sepeda) yang diprakarsai dengan tujuan utama untuk memenuhi tuntutan
sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Velodrome saat ini telah melalui tahap
legalitas pembangunan, persiapan pembangunan, hingga tahap pembangunan
yang bekerjasama dengan berbagai pihak sehingga dapat menjadi velodrome
yang kita kenal saat ini. Tak cukup sampai disitu; Velodrome saat ini
mengalami tantangan yang lebih besar yakni terkait pengelolaan Velodrome itu
sendiri
Permasalahan Velodrome dalam hal ini mencakup mengenai
Pengelolaan fasilitas olahraga Velodrome yang bersifat professional,
menciptakan Sustainability Velodrome Internasional setelah diserahkan pada
DISPORA Provinsi DKI Jakarta, serta Membangun Kemitraan berkelanjutan
untuk keberlangsungan Velodrome Internasional. Dalam hal pengelolaan
Velodrome secara profesional, terdapat permasalahan yaitu mengenai
bagaimana menjaga dan mengendalikan mutu dari lintasan akibat kayu yang
berasal dari negara bukan-tropis yang tentunya harus dijaga suhu dan
kelembabannya, dan permasalahan selanjutnya terkait bagaimana melakukan
komunikasi pemasaran sehingga acara atau kegiatan sehingga dana operasional
dapat terpenuhi karena tingginya biaya operasional harus dapat tertutupi.
Kedua, terkait sustainability setelah dikelola dispora. Keberlanjutan
(Sustainability) velodrome ke depan tergantung kepada masalah keuangan
dalam masalah ini adalah pembiayaan beban operasional Velodrome sendiri.
Tentu terdapat perbedaan tujuan antara Jakpro (pengelola Velodrome saat ini)
dengan Dinas Olahraga dan Kepemudaan (DISPORA) nantinya, jika dispora
mengharapkan akan menggratiskan biaya masuk Velodrome masih terdapat
STUDI KASUS JAKARTA INTENATIONAL VELADROME 19